Kamis, 11 September 2014

Deklarasi Penolakan Paham dan Gerakan ISIS

Deklarasi Penolakan Paham dan Gerakan ISIS
 




Sebanyak 300 orang mengikuti Deklarasi  Penolakan Paham dan Gerakan ISIS di Kota Mojokerto yang digelar Rabu (10/9) pagi di depan Kantor Pemkot Mojokerto Jalan Gajahmada No. 145.

Kegiatan deklarasi tersebut dihadiri oleh MUI, FKUB, FPK, Forum kewaspadaan dini masyarakat (FKDM), Persatuan Gereja Indonesia, Perwakilan Mahasiswa dan pelajar, Badan Musyawarah Antar Gereja, Para Tokoh Msyarakat Kota Mojokerto serta FORPIMDA.
Kepala Bakesbang Kota Mojokerto, Sriyono mengatakan maksud dan tujuan kegiatan ini adalah  untuk meningkatkan kepekaan dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi potensi timbulnya dan paham gerakan ISIS di Mojokerto dan memelihara situasi dan keamanan masyarakat Kota Mojokerto yang semakin kondusif.
Kapolresta Kota Mojokerto Wiji Suwartini menyatakan bahwa ISIS di Indonesia dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Syuriah. Pemerintah dan POLRI menolak paham dan gerakan ISIS. “Polri telah melaksanakan Razia, meningkatkan deteksi dan sosialisasi mengenai ISIS”, katanya.
Dalam rangka menanggulangi perkembangan ISIS di Mojokerto, pihaknya mempunyai beberapa strategi untuk menanggulangi itu semua. “Selalu berkoordinasi dalam menjaga stabilitas, aktif mengikuti sosialisasi, tingkatkan peran serta dalam forum keagamaan serta ciptakan situasi masyarakat yang menyejukkan,“  jelasnya.
Tak hanya Kapolresta yang antusias dengan deklarasi penolakan paham dan gerakan ISIS ini, namun Komandan Kodim Mojokerto Letkol Arm Putranto Gatot pun juga antusias dengan deklrasi ini. “Kita harus menjaga negara Indonesia dan kota kita, wujudkan 4 hal yaitu pancasila sebagai ideologi negara kita, UUD 1945 adalah landasan kita, NKRI adalah wadah yang harus dijaga supaya tetap utuh dari segala hambatan baik dari dalam maupun dari luar, serta Bhineka Tunggal Ika. Kita sama – sama untuk menjaga keutuhan dan keamanan Negara Indonesia” kata Komandan Kodim Kota Mojokerto.”
Sementara itu, Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus berharap agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi keamanan dan ketertiban kota Mojokerto. “ISIS merupakan suatu ideologi yang mengatasnamakan agama, tetapi ideologi bertentangan dengan ideologi negara Indonesia, ISIS INI WAJIB DITOLAK!, NKRI HARGA MATI !,” tandasnya.
Mas’ud Yunus pun menegaskan bahwa Indonesia bukan negara Agama, tetapi Negara Indonesia adalah milik orang beragama dan Negara Indonesia bukanlah negara sekuler melainkan negara pancasila.
“Kita harus menjaga keutuhan NKRI. Mojokerto sebagai kota yang heterogen berbagai etnis, agama bisa dijumpai di Kota Mojokerto namun masyarakat wajib bisa hidup dengan damai. Kita juga harus meningkatkan kualitas dan kerukunan beragama, persatuan dan kesatuan harus tetap terjaga agar Kota Mojokerto lebih bersatu, maju dan lebih sejahtera,”pungkasnya.
Pembacaan naskah deklarasi penolakan gerakan dan paham ISIS pada kesempatan ini dipandu oleh Mulyadi selaku tokoh masyarakat kota Mojokerto. (Rr, Nv - Humas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar