Kami masyarakat Kota Mojokerto, setia kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dengan ini
menyatakan sikap dan berikrar, satu, Menolak dengan tegas keberadaan Islamic
State Of Iraq and Syria (ISIS) faham dan segala bentuk kegiatannya di Kota Mojokerto. Dua, Menolak segala bentuk kekerasan dan atau
terorisme dengan mengatasnamakan Agama.
Tiga, Menolak segala bentuk pemaksaan dan atau kekerasan terhadap gerakan
pemahaman yang mengatasnamakan agama.
Keempat, Siap menjaga dan menyelamatkan umat beragama dalam menjalankan
kemurnian ajaran agama serta menolak segala bentuk penyesatan dan atau
penyimpangan. Kelima, Siap menjaga
kerukunan umat beragama, menciptakan situasi, dan kondisi yang kondusif, di
masyarakat Kota Mojokerto. Keenam, Siap
menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Teks diatas adalah redaksional ikrar deklarasi yang
telah dibacakan oleh mantan ketua DPRD Kota Mojokerto serta diikuti oleh seluruh peserta upacara. Deklarasi yang digelar oleh Bakesbangpol Kota
Mojokerto dengan tujuan untuk mencegah dari adanya bahaya yang bisa mengguncang
keutuhan NKRI. Mengingat ISIS ini sudah
merambah ke beberapa daerah di seluruh dunia. Dalam deklarasi ini diikuti sebanyak
300 orang dengan tegas berikrar menolak Paham dan Gerakan ISIS di Kota
Mojokerto yang digelar Rabu (10/9) pagi di depan Kantor Pemkot Mojokerto Jalan
Gajahmada No. 145. Kegiatan deklarasi tersebut dihadiri oleh MUI, FKUB, FPK,
Forum kewaspadaan dini masyarakat (FKDM), Persatuan Gereja Indonesia,
Perwakilan Mahasiswa dan pelajar, Badan Musyawarah Antar Gereja, Para Tokoh
Msyarakat Kota Mojokerto serta FORPIMDA.
Kepala Bakesbang Kota Mojokerto, Sriyono mengatakan
maksud dan tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepekaan dan
kesiapan masyarakat dalam menghadapi potensi timbulnya dan paham gerakan ISIS
di Mojokerto serta untuk memelihara situasi dan keamanan masyarakat Kota
Mojokerto yang semakin kondusif.
Kapolresta Kota Mojokerto Wiji Suwartini menyatakan
bahwa ISIS di Indonesia dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Syriah.
Pemerintah dan POLRI menolak paham dan gerakan ISIS. “Polri telah melaksanakan
Razia, meningkatkan deteksi dan sosialisasi mengenai ISIS”. Dalam rangka
menanggulangi perkembangan ISIS di Mojokerto, pihaknya mempunyai beberapa
strategi untuk menanggulangi itu semua. “Selalu berkoordinasi dalam menjaga
stabilitas, aktif mengikuti sosialisasi, tingkatkan peran serta dalam forum
keagamaan serta ciptakan situasi masyarakat yang menyejukkan,“ jelasnya.
Tak hanya Kapolresta yang antusias dengan deklarasi penolakan paham dan gerakan
ISIS ini, namun Komandan Kodim Mojokerto Letkol Arm Putranto Gatot pun antusias dengan deklrasi
ini. “Kita harus menjaga negara Indonesia dan kota kita, wujudkan 4 hal yaitu
pancasila sebagai ideologi negara kita, UUD 1945 adalah landasan kita, NKRI
adalah wadah yang harus dijaga supaya tetap utuh dari segala hambatan baik dari
dalam maupun dari luar, serta Bhineka Tunggal Ika. Kita sama – sama untuk
menjaga keutuhan dan keamanan Negara Indonesia” kata Komandan Kodim Kota
Mojokerto.”
Sementara itu, Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus berharap
agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi keamanan dan
ketertiban kota Mojokerto. “ISIS merupakan suatu ideologi yang mengatasnamakan
agama, tetapi ideologi bertentangan dengan ideologi negara Indonesia, ISIS INI
WAJIB DITOLAK!, NKRI HARGA MATI !,” tandasnya. Mas’ud Yunus pun menegaskan bahwa Indonesia bukan
negara Agama, tetapi Negara Indonesia adalah milik orang beragama dan Negara
Indonesia bukanlah negara sekuler melainkan negara pancasila.
“Kita harus menjaga keutuhan NKRI. Mojokerto sebagai
kota yang heterogen berbagai etnis, agama bisa dijumpai di Kota Mojokerto namun
masyarakat wajib bisa hidup dengan damai. Kita juga harus meningkatkan kualitas
dan kerukunan beragama, persatuan dan kesatuan harus tetap terjaga agar Kota
Mojokerto lebih bersatu, maju dan lebih sejahtera,”. Kota Mojokerto kata
Walikota, dapat disebut sebagai miniatur.
Sebab bukan Mojokerto kalau tidak
ada agama Islam, bukan Mojokerto kalau tidak ada agama Kristen, bukan Mojokerto
kalau tidak ada agama Hindu demikian juga dengan agama Budha dan Konghutju semua agama dapat hidup tumbuh subur dengan
baik. Oleh karena itu kerukunan hidup antar umat beragama di Kota Mookerto ini
mari kita jaga dan kita lestarikan agar semua masyarakat dapat hidup tenang,
aman dan damai sejahtera.
Kedepan kepada Bakesbangpol Walikota berharap agar
setelah deklarasi ini dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan dialog interaktif
dengan seluruh elemen masyarakat agar semua masyarakat mengetahui dan lebih
bisa mengantisipasi untuk memberikan sikap deteksi dini dari masyarakat. Kota
Mojokerto yang terkenal dengan masyarakat tenang, damai dan aman justru sangat
potensial untuk dimasuki adanya gejolak yang mungkin diluar dugaan kita semua.
Oleh karena itu kita semua harus waspada setiap saat untuk memberikan proteksi
disekitar kita. Usai deklarasi
dilanjutkan dengan penandatanganan oleh
perwakilan yang hadir. Dimulai dari
Walikota Mojokerto, Kabakesbangpol, Kapolres Mojokerto Kota, Komandan Kodim,
FKUB, FKDM, Tokoh Masyarakat, pelajar, mahasiswa, perwakilan agama, MUI, NU,
Muhamadiah, Hindu, Budha dan Konghutju. Prosesi deklarasi ini berjalan dengan
lancar walau beberapa saat pengguna jalan yang hendak melintas jalan Gajah Mada harus terganggu karena petugas
kepolisian telah mengalihkan arus lalu lintas selama acara berlangsung demi
ketertiban dan keamanan serta kelancaran deklarasi tersebut. (ri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar